International, News, Pariwisata

Masjid Sultan Abu Bakar, Wisata Religi Antara Daratan Malaysia Dan Daratan Singapura

Juliadi | Sabtu 21 Dec 2019 10:19 WIB | 4398

Tempat Ibadah


Tampak depan bangunan Masjid Sultan Abu Bakar, Johor Bharu, Foto : Kamis (19/12/2019). Foto : Adi


MATAKEPRI.COM, JOHOR BAHRU - Salah satu wisata Religi yang berada di Johor Bahru, Malaysia, yakni Masjid Sultan Abu Bakar yang terletak Jalan Gertak Merah, Masjid Sultan Abu Bakar, 80000 Johor Bahru, Johor, Malaysia. Yang memisahkan daratan Malaysia dan daratan Singapura. 


Masjid ini resmi di buka oleh Sultan Ibrahim Ibni Sultan Abu Bakar pada abad ke-19 atau tahun 1900.


Nama Masjid ini sendiri diambil dari nama Abu Bakar, kerana mengambil bersama nama Almarhum Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim (1862-1895). 


Masjid Sultan Abu Bakar, ini dibangunkan di atas sebuah bukit kecil di tepi Selat Tebrau dan mempunyai 4 buah menara yang menyerupai beberapa buah masjid di negara-negara Asia Barat terutamanya di Mesir, dengan menghabiskan biaya RM 400.000


Menaranya berbentuk 2 tingkat bulat di atas dan empat persegi di bawah serta berubah dihiasi dengan lampu-lampu yang di impor dari Turki, serta ukiran - ukiran menarik pada tiang. Batu marmar yang menghiasi masjid diimpor dari Italia Masjid ini dapat menampung jamaah sekitar 3,000 Jamaah. 


Bentuk bangunan masjid ini telah rancang oleh Tuan Haji Mohamed Arif bin Punak, di bawah arsitektur seorang Insinyur yaki Dato' Yahya bin Awalluddin.


Masjid ini juga merupakan tanda yang membuktikan bahwa Insinyur - insinyur Melayu juga dapat membina bangunan-bangunan besar yang indah dan kukuh seperti di Eropah danTimur Tengah pada ujung abad ke-19.


Masjid ini berbentuk bujur sangkar dengan 4 buah jembatan yang masing-masing mempunyai menara kubah, serta masjid ini dahulu cat berwarna putih dan sekarang telah di cat warna Orange. 


Pada era kepemimpinan Abu Bakar, Johor mengalami perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Rakyatnya hidup cukup makmur.


Bukti lain yang menunjukkan kegemilangan periode Sultan Abu Bakar bisa dilihat dari bangunan yang masih berdiri megah hingga saat ini dan dijadikan sebagai Museum Sultan Abu Bakar.


Pembangunan masjid ini berlangsung setelah ibu kota Kesultanan Johor dipindahkan dari Teluk Belangga di Singapura, menuju Tanjung Puteri, sebuah kampung nelayan yang kemudian dinamakan Johor Bahru oleh Sultan Abu Bakar.


Pemindahan ini terjadi pada 1866 dan seiring dengan itu, dibangun pula berbagai bangunan untuk melengkapi kebutuhan sebagai pusat kerajaan yang baru. 


Saat ini, Masjid Sultan Abu Bakar merupakan salah satu warisan sejarah yang dilindungi oleh Kerajaan Malaysia. Sebagai lokasi wisata, masjid ini buka setiap hari untuk dikunjungi para pelancong, dari pukul 09.00 hingga 16.00 tanpa dipungut biaya, kecuali Jumat sengaja ditutup. (Adi)



Share on Social Media