Natuna

Wakil Bupati Natuna Buka Dialog Temu Tokoh Lintas Agama

Juliadi | Selasa 29 Nov 2022 18:09 WIB | 615

Pemko/Pemda/Pemrov/Pemerintah


Suasana kegiatan dialog temu Tokoh Lintas Agama, Selasa (29/11/2022). Foto: Istimewah


MATAKEPRI.COM, NATUNA -- Wakil Bupati Kabupaten Natuna, Rodhial Huda membuka acara Dialog Temu Tokoh Lintas Agama Menuju Natuna Rukun, Damai, dan Berkemajuan, Selasa, (29/11/2022) di Aula RM Sisi Basisir, Ranai. 


Acara tersebut digelar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Natuna 


Ketua FKUB Natuna, Umar Natuna dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa dialog lintas agama diharapkan dapat membangun, memperkuat, dan memperkokoh kerukunan, kedamaian dan  kemajuan hidup umat beragama. 


“Diharapkan mampu menghadirkan suasana rukun, harmonis dan damai, serta kemampuan kita bertoleransi sebagai umat beragama untuk mengantisipasi sumber konflik vertikal maupun horizontal. Karena, jika ada konflik internal umat beragama maka akan mudah memicu konflik global,” jelas Umar. 


Wakil Bupati Natuna, sekaligus Ketua Dewan Penasehat FKUB Natuna, Rodhial Huda dalam kesempatan tersebut menyampaikan sambutan Bupati Natuna.


Ia mengatakan, bahwa masyarakat Kabupaten Natuna patut bersyukur akan tokeransi umat beragama di Natuna. 


“Kita patut bersyukur kerukunan, keharmonisan dan toleransi umat beragama di Natuna masih sangat tinggi. Hal ini tidak lepas dari peran serta para tokoh agama yang senantiasa memfokuskan upaya meningkatkan kualitas umat saling toleransi dan menjaga, menghargai nilai niliai pelaksanaan peribadatan keagamaan,” tutur Rodhial. 


“Tentunya kondisi ini harus kita jaga dan pelihara bersama ,tidak hanya dari pemuka agama namun juga syi’ar kedamaian dan toleransi harus terus dihembuskan dalam nafas pembangunan menuju kemajuan yang mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” tambah nya. 


Rodhial Huda juga menyampaikan, bahwa implementasi ke masyarakat lebih penting daripada dialog secara formal. 


“Sebenarnya dialog antar tokoh menjadi sia sia ketika implementasi masyarakat dibawah tidak seperti kita. Hari ini kita selalu menonjolkan toleransi secara formal, tapi dibawah tidak terjadi seperti ini. Sebenarnya yang paling penting adalah pelaksanaanya dilapangan,” jelas Rodhial. 


“Silahkan saja berbicara sebebas bebasnya pada kamar masing-masing, tetapi ketika di ruang tengah kita berkumpul berbicara tentang persatuan dan kebersamaan,” tutup nya. (***)



Share on Social Media