News
| Selasa 28 Feb 2017 10:02 WIB | 2304
MATAKEPRI.COM, Nigeria- Nenek bernama Aisha Modu ini hanya ingin
cucunya, yang merupakan 'hartanya' satu-satunya bisa bertahan hidup.
Untuk itu, ia tak segan menyusui sang cucu.
Diketahui, putri
Aisha yang merupakan ibu si bayi meninggal beberapa bulan lalu, saat
bayinya berusia 40 hari. Sementara, ayah si bayi diculik gerilyawan.
Aisha menceritakan suatu malam ia dibangunkan tetangganya untuk
melarikan diri dari para pemberontak.
"Saya melarikan diri dengan
sekelompok orang dan salah satu orang dibantai di depan saya. Saya
tidak punya makanan dan uang, ASI-lah satu-satunya hal yang bisa saya
berikan untuk cucu saya yang kini berusia 3 bulan," kata Aisha yang
diperkirakan berusia 50-an ini, dikutip dari Daily Mail.
Karena
tak bisa otomatis menghasilkan ASI, berat badan si bayi sampai turun
drastis menjadi sekitar 1,9 kg. Beruntung, Aisha dirujuk ke klinik Save
The Children di bagian timur laut Nigeria.
Di sana, Aisha dibantu
oleh seorang dokter bernama Isaac Bot. Dikatakan Bot, saat datang Aisha
sangat cemas dengan kondisi cucunya. Ia juga terlihat bingung dan
khawatir. Suasana yang emosional pun tercipta ketika Aisha mengatakan ia
tak memiliki siapapun dan menangis agar bisa mendapat pertolongan.
"ASI-nya
bisa keluar tapi tidak cukup. Untuk itu, kami memulai proses yang
disebut Supplementary Suckling Technique di mana kami taruh tabung kecil
ke mulut bayi di samping puting. Jadi, saat bayi menyusu, dia akan
mendapat susu dan proses ini mengirim pesan ke otak Aisha untuk
merangsang produksi susunya," kata Bot.
Menurut Save The Children,
banyak perempuan di desa terpencil di Nigeria yang menyusui bayi
perempuan lain karena banyaknya ibu yang meninggal. Bot menambahkan,
sejatinya setiap wanita bisa menyusui bahkan jika ia tidak pernah hamil
atau sudah tidak menyusui dalam waktu lama.
Apa
yang dilakukan Aisha disebut pula sebagai induced lactation. Secara
teknis, dr Asti Praborini SpA, IBCLC dari Kemang Medical Care (KMC)
mengatakan ibu yang melakukan induced lactation akan diberi hormon dan
laktogok secara bersamaan. Laktogok adalah obat penambah ASI.
Setelah
itu pemberian hormon dihentikan, dan hanya laktogoknya saja yang
berlanjut hingga ASI keluar. Setelah ASI keluar, bayi diberi alat
suplementer atau supplementary nursing system. Sehingga bayi menyusu
pada payudara ibu plus menggunakan alat tersebut.
"Cara yang
lebih sederhana, selain pakai suplementer juga bisa menggunakan botol
susu yang terhubung selang, tapi ibu bayi akan kerepotan karena harus
memegang botol susu pada posisi lebih tinggi seperti ketika sedang
diinfus dan lagi jatuhnya lebih mahal karena harus mengganti selangnya,"
sambung dr Asti.
Sedangkan bila menggunakan suplementer, ibu
dapat dengan mudah menggantung alat itu di leher dan tak perlu
mengganti-ganti selang seperti ketika memakai botol susu, karena
suplementer cukup dicuci saja.
"Cara kerjanya pun sama karena
bayi menyusu di payudara ibu tetapi juga pakai alat ini. Alat
suplementer juga sudah ada di KMC, para ibu dirawat dulu untuk belajar
menyusui sampai ia bisa memakai suplementer," imbuhnya.