News
| Jumat 28 Jul 2017 11:23 WIB | 2851
MATAKEPRI.COM,
Jakarta - Warganet dihebohkan dengan video penganiayaan bayi oleh seorang
perempuan di Denpasar, Bali. Belum diketahui apakah penganiaya tersebut ibunya
atau asisten rumah tangga.
Video tersebut terbagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama menggambarkan seorang perempuan memukul bokong si bayi seraya
berkata, "This is drama... this is
drama?" ujar perempuan yang diduga menganiaya itu berulang-ulang.
Tidak hanya itu.
Perempuan itu terus menyiksa bayi malang tersebut meski si bayi menangis. Dia
membalikkan dengan keras tubuh si bayi dan menjewer telinganya.
Meski tangisan si bayi cukup keras, perempuan
itu tidak berhenti menganiaya bayi itu. Bahkan, tamparan didaratkan
bertubi-tubi di mulut si bayi dan mencubit leher bayi tersebut.
Di video berikutnya tergambar adegan di mana
perempuan dengan suara yang sama menjinjing bayi tersebut ke kamar mandi. Bayi
itu lalu dimasukkan ke ember dalam kondisi menangis keras.
Bayi tersebut lalu
diletakkan di lantai dan digulingkan di lantai kamar mandi. Penyiksaan terus
berlanjut. Bayi tersebut disiram dengan air dari gayung dan menangis sesegukan.
"This
is the drama in your life," kata perempuan itu.
Masih dalam kondisi kuyup, bayi tersebut
disirami sabun pencuci piring. Kepala dan tubuh bayi pun diinjak dengan kaki si
perempuan itu.
Akun Facebook Ega Vega yang mengunggah video
tersebut menuliskan, diduga penyiksa bayi tersebut adalah ibu kandungnya.
Diduga si ibu mengalami depresi karena ditinggal oleh suaminya.
Pihak berita berupaya mengontak langsung
empunya akun, namun pesan yang dikirimkan belum dibalas.
Dalam pesan yang ditulis Ega Vega dan
ditautkan dengan video tersebut, bayi malang itu saat ini berada di Yayasan
Metta Mama & Maggha di Denpasar, Bali.
Seorang perempuan yang mengaku sebagai bidan
membenarkan pihaknya tengah mengasuh bayi yang diduga dianiaya seperti yang
viral di media sosial. Mereka menyebutnya 'Baby J'.
"Baby J di sini, kondisinya sehat,"
kata bidan tersebut dari balik telepon.
Namun, dia tidak merinci dan meminta untuk
mewawancarai kepala yayasan.(*/lptn6)