News, Hukum & Kriminal
| Kamis 07 Sep 2017 10:58 WIB | 3044
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Mochamad Akbar (38) lari seribu langkah setelah
menembak mati pegawai BNN Indria Kameswari. Akbar sempat
'kucing-kucingan' dengan petugas bandara hingga akhirnya lolos kabur ke
Batam.
Akbar awalnya diduga terlibat cekcok dengan istrinya
Indria di Perumahan River Valley Cijeruk, Bogor pada Jumat 1 September
2017. Dia lalu menembak Indria dengan senjata api. Tembakan itu mengenai
bagian punggung Indria. Sekitar 30 menit sebelum jasad Indria ditemukan
warga, Akbar terlihat meninggalkan rumah kontrakan Indria.
Masih di hari yang sama, Akbar terbang ke Batam melalui Bandara Halim Perdana Kusuma. Berdasarkan beberapa foto rekaman CCTV, terlihat Akbar tiba di Bandara Halim pukul 12.05 WIB.v
Usut punya usut, Akbar diketahui memesan tiket dengan menggunakan kartu
tanda penduduk (KTP) kakaknya, MT, sehingga jejak Akbar di daftar
manifes tidak tercium petugas. Apalagi perawakan MT memiliki kemiripan
dengan Akbar.
Namun sepak terjang Akbar di bandara tidak melulu
berjalan mulus. Saat melewati X-ray, terdeteksi peluru dalam tas yang
dibawa Akbar."Ditemukan tiga peluru," ujar Kapolres Kabupaten Bogor AKBP
AM Dicky Pastika Gading
Seperti yang dilansir oleh detiknews, Akbar lalu diperiksa oleh petugas keamanan bandara. Akbar berkelit peluru itu milik kakaknya yang merupakan anggota sebuah kesatuan. Petugas tidak langsung mempercayai pengakuan Akbar. Akbar diminta oleh petugas untuk memanggil kakaknya untuk dimintai keterangan tentang kepemilikan tiga butir peluru itu. Kesempatan itu digunakan Akbar untuk kabur dari pengawasan petugas.
"Ia tidak kembali ke ruangan petugas, tapi masuk kembali tanpa
sepengetahuan petugas, lalu terbang ke Batam," kata Kasat Reskrim Polres
Bogor AKP Bimantoro Kurniawan.
Bagaikan peribahasa
sepandai-pandainya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga, pelarian
Akbar akhirnya berakhir. Akbar ditangkap di rumah saudaranya di Tanjung
Buntung, Bengkong, Batam, pada Minggu 3 September 2017.
Akbar menjalani serangkaian pemeriksaan. Dia mengaku menembak Indria
dengan senjata rakitan setelah cekcok masalah ekonomi. "Yang
bersangkutan mengakui perbuatan menembak, tapi tidak koperatif,
menyembunyikan senpinya," ujar Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika
Gading
Senjata rakitan itu hingga kini masih dicari polisi. Alat
bukti ini dibutuhkan untuk menetapkan Abdul melakukan pembunuhan
berencana kepada Indria. Motif sesungguhnya Akbar menghabisi nyawa istri
yang dicintainya itu juga masih misteri.
***