News, Kesehatan
| Sabtu 02 Dec 2017 11:47 WIB | 1541
MATAKEPRI.COM,
Jakarta - Di akhir pekan yang panjang memang lebih enak melanjutkan
tidur ketimbang bangun pagi. Sarapan? Ah nanti juga bisa.
Padahal sebuah penelitian akhirnya dapat membuktikan bahwa melewatkan sarapan
memang bisa memicu munculnya risiko penyakit kronis, mulai dari diabetes dan
penyakit jantung.
Peneliti membuktikannya dengan mengamati efek metabolisme sel lemak pada orang
bertubuh ramping dengan yang mengalami obesitas. Hal ini untuk menepis anggapan
bahwa sarapan hanya menguntungkan atau merugikan satu pihak.
Peneliti dari University of Bath, Inggris itu melakukan pengamatan terhadap 49
responden: 29 orang di antaranya bertubuh ramping dan 20 lainnya mengalami
obesitas. Masing-masing sama-sama diminta sarapan setiap hari selama enam
minggu, atau berpuasa hingga tengah hari.
Lalu metabolisme, komposisi tubuh, nafsu makan dan penanda kesehatan metabolik
serta kardiovaskular responden ketika sebelum percobaan dimulai dan sesudahnya
dibandingkan.
Terbukti,
sarapan akan memicu sel-sel lemak tubuh agar aktif 'memakan' gula ketimbang
menimbunnya. Hal ini menguntungkan bagi tubuh karena membantu mengatur hormon
insulin atau pengendali kadar gula darah. Demikian seperti dilaporkan Medical
News Today.
Dengan kata lain, ketika hormon insulin ini tidak aktif bekerja, yang terjadi
adalah penumpukan gula dan kelebihan lemak yang kemudian akan memicu penyakit
kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
Namun lain halnya pada mereka yang bertubuh gemuk. Lemak dalam tubuhnya menjadi
tidak begitu 'peka' pada hormon insulin sehingga pengaturan gula darahnya tidak
sebaik pada mereka yang ramping dan yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu berat
badan yang semakin bertambah.
Selain itu,
sarapan memberikan pasokan tenaga di pagi hari. Justru jika pasokan tenaga ini
tidak diberikan, yang bersangkutan bisa kekurangan tenaga di siang atau sore
hari, dan inilah yang kemudian memicu konsumsi makanan secara
berlebih.(www.detik.com/***)