Batam

Pengusaha Wellness Minta Perhatian Pemerintah

Juliadi | Sabtu 06 Nov 2021 10:47 WIB | 2232

UKM
Ekonomi & Bisnis


Istimewah


MATAKEPRI.COM, BATAM -- Pandemi telah hampir 2  tahun berjalan, akan tetapi belum betul-betul tuntas. Bahkan akan menjadi bagian dari alam semesta ini.


Wellness adalah kesehatan promotif dan preventif, diperlukan untuk meningkatkan imunitas dan produksi anti-body, melalui berbagai upaya termasuk herbal, rileksasi, kebersihan, thermal, makanan dan minuman, olahraga - pikiran - pernafasan, dan lain-lain.


CHSE wellness spa sejak 18 April 2021 selesai disusun para stakeholders. Namun sampai dengan saat ini pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sunyi senyap.


Ditanya pun tak menjawab. Tak nampak tanda-tanda paham akan apa wellness dan bagaimana harus mengangkatnya. Namun kementerian ini mempunyai program kerja health tourism di mana wellness tourism adalah hal utama di saat pandemi masih belum betul-betul bebas.


Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Wellness Healthcare Entrepreneur Association                                      

Dra. Agnes Lourda Hutagalung, Kamis (4/11/2021) melalui meeting zoom.


"Kami sudah sangat lelah dan keluar banyak dana mandiri dalam upaya memberi semangat pada teman-teman industri dan para pekerja. Telah hampir 2 tahun para pekerja berpenghasilan antara nol rupiah sampai sekitar 400.000 rupiah/bulan, dengan jumlah rata-rata 4 kepala/keluarga yang harus makan dari jumlah rupiah itu," ungkapnya.


Namun sampai dengan saat ini Tidak ada perhatian Pemerintah pada UKM wellness dan para pekerja bidang yang justru mendukung upaya swadaya peningkatan imunitas dan anti-body masyarakat.


Pada saat yang sama, konsep Wellness Destination adalah low hanging fruit health tourism.


Mereka juga memohon dengan sangat kebijakan nyata Pemerintah dalam bentuk :
Pendidikan & sertifikasi wellness Indonesia (ETNA) pada para pekerja, manager & pemilik UKM.


Bantuan usaha untuk dapat buka kembali dalam bentuk bahan-bahan kebutuhan operasional.


Sertifikasi usaha wellness spa baik di hotel maupun stand alone oleh institusi yang memahami, sehingga sekaligus dapat memberikan konsultasi gratis pada para stakeholders wellness destinations, dan bukan oleh BUMN yang tidak paham akan konten konsep ini.


Kebijakan untuk usaha wellness spa dapat segera buka dan berpromosi sesuai jadwal promosi.
Dukungan promosi dari tingkat Pusat dan Daerah untuk pemasaran wellness destination ini.


Kegiatan meeting zoom ini juga diikuti Ketua Indonesia Wellness Master Association Dr. Drs. Jajang Gunawijaya, M.A, Ketua Wellness Healthcare Entrepreneur Association Dra. Agnes Lourda Hutagalung, CONFEC, ITEC, CIBTAC, BABTAC, Diplom, Arom, WM, CIDESCO dan Ketua Indonesia Wellness Spa Profesional Association Dra. Yulia Himawati. 



Share on Social Media