Batam, Nasional , News, Ekonomi
| Senin 26 Dec 2022 08:57 WIB | 1107
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun ke depan.
MATAKEPRI.COM JAKARTA PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
melalui anak usahanya, PT Telkom Data Ekosistem (TDE) melakukan peletakan batu
pertama (groundbreaking) untuk pembangunan NeutraDC Hyperscale Data Center
Batam (HDC Batam) di Kabil Industrial Estate, Batam pada 21 Desember 2022.
"Dengan
membangun HDC Batam, HDC Batam akan menjadi data center berkapasitas terbesar
kedua milik Telkom, serta menjadi bisnis data center ke-3 yang akan dikelola
langsung oleh TDE, setelah Hyperscale Data Center Cikarang dan Telin 3
Singapura," tulis Manajemen Perseroan dalam keterbukaan informasi ke Bursa
Efek Indonesia, ditulis Minggu (25/12/2022).
Pembangunan
HDC Batam tersebut dilakukan di atas lahan seluas 8 Ha dengan total 3 Campus.
Pada tahap awal pembangunan HDC Batam, kapasitas IT load diperkirakan sebesar
20MW.
Ke
depannya total kapasitas IT load HDC Batam sebesar 51MW, dengan menggunakan
energi terbarukan (renewable energy) yang ramah lingkungan dan mengadopsi
system multi-tier.
Ekosistem
HDC Batam juga didukung oleh ekosistem kabel laut TelkomGroup seperti Batam
Singapore Cable System (BSCS), Indonesia Global Gateway (IGG), serta dalam
waktu dekat akan dilaksanakan proyek pembangunan kabel laut.
Selain
itu, HDC Batam juga akan menyediakan sistem modular yang dilengkapi dengan
building management system, sehingga memungkinkan pelanggan untuk memilih
berbagai layanan dengan variasi tier yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Pengembangan
bisnis data center TelkomGroup di Batam nantinya siap mendukung rencana jangka
panjang pengembangan bisnis data center NeutraDC dan meningkatkan keuntungan
kompetitif bisnis data center TelkomGroup.
Kinerja produk digital, seperti
startup, di Indonesia pada 2022 dinilai tidak menujukkan penurunan dan
kebutuhan orang Indonesia akan perusahaan rintisan pun kian tinggi.
Hal
ini disampaikan oleh Associate Profesor Hukum Teknologi Informasi Universitas
Padjajaran, Danrivanto Budhijanto, melalui keterangan resminya, dikutip Selasa
(20/12/2022).
“Kita
harus jeli melihat, yang terjadi bukan kinerja produk digitalnya menurun,
bukan startup-nya juga yang turun. Akan tetapi sedang ada penyesuaian dari
sisi bisnis, terutama investor itu sedang menyesuaikan kembali modal yang
mereka miliki," kata Danrivanto.
Ia
menuturkan investor tidak menumpuk semua dananya di startup, tapi ditarik
dulu untuk ditempatkan ke bidang yang tengah menguntungkan.
Pernyataan
ini senada dengan data terbaru dari Startup Ranking, yang menunjukkan bahwa
Indonesia masih menjadi negara di Asia Tenggara dengan jumlah startup terbanyak
dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada
2022, terdapat 2.305 startup atau dua kali lipat lebih dari posisi rangking dua
yakni Singapura dengan 989 startup.
Selain
secara kuantitas, data kualitatif dari Google, Temasek, serta Bain Company juga
menunjukkan bahwa 42 persen dari injeksi modal investor tersebut juga
disalurkan ke perusahaan-perusahaan startup asal Indonesia.
Danrivanto
bahkan menyebut kebutuhan orang Indonesia akan startup juga
sudah makin tinggi, sudah bukan lagi tren atau prestise sosial sesaat.
Interaksi masyarakat yang demikian tinggi pada produk digital telah menciptakan
budaya hidup baru yang teguh.
“Maka dari itu, kalau konteksnya Telkom sebagai BUMN teknologi informasi komunikasi, saya pribadi menilai produk digital itu sudah harus terus dikembangkan. Posisi direksi terkaitnya jadi sangat strategis, harus menjadi bagian dari decision maker utama di perusahaan,” ujar Komisioner BRTI 2009-2019 tersebut. (NT/lp6)
Redaktur: ZB