International

Kolonel Mohd Jamal Salleh Kenalkan Layanan Penghubung Tanjung Belungkor, Batam dan Singapura

Juliadi | Kamis 08 Feb 2024 01:13 WIB | 559

Bandara/Pelabuhan
Ekonomi & Bisnis


Direktur Pelaksana Southern Reef, Kolonel Mohd Jamal Salleh


Matakepri.com, Johor Bahru -- Southern Reef memperingati peristiwa penting tonggak sejarah dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 dan peluncuran kembali akbar Terminal Feri Tanjung Belungkor (TBFT) ditandai dengan pemotongan pita upacara, diresmikan dan dilakukan secara kolektif oleh sekelompok orang terkemuka pemimpin. 


Kegiatan ini dipimpin Ketua Komite Pariwisata, Lingkungan, Warisan, dan Kebudayaan Johor, YB Mr. Raven Kumar Krishnasamy dan Ketua Bidang Pemuda, Olahraga, Pengusaha Komite Pembangunan, Koperasi, dan Sumber Daya Manusia YB Mohd Hairi bin Mad Shah.


Kegiatan ini juga dihadiri Tuan Yang Terutama Sigit Suryantoro Widiyanto (Konjen RI Johor), Kolonel Mohd Jamal Salleh (Direktur Pelaksana Southern Reef), Tuan Hj. Dickson Bin Dollah (Direktur Departemen Kelautan Malaysia, Wilayah Selatan) dan juga Tuan Haji Rosnan Fathlal (Ketua Otoritas Pelabuhan Johor). 


Dikatakan YB Mr. Raven Kumar Krishnasamy, upaya penuh dedikasi ini tidak hanya berhasil memberikan kehidupan baru pada terminal namun juga merevitalisasi pusat maritim penting yang menghadapi ancaman penutupan berkepanjangan karena tantangan yang ditimbulkan pandemi.


Ketika pandemi mulai membayangi, Terminal Feri Tanjung Belungkor tetap berdiri tidak aktif selama beberapa tahun, dan operasinya dihentikan sementara. Selatan Reef berperan sebagai pengelola baru, menghadapi tugas berat untuk bangkit kembali sebuah fasilitas yang telah melewati badai yang belum pernah terjadi sebelumnya. 


Usaha perbaikan, pemugaran, pemeliharaan, dan peningkatan, Southern Reef tidak ada upaya yang dilakukan untuk memulihkan dan meninggikan terminal dengan cermat. Revitalisasi ini bukan hanya sekedar pembukaan kembali terminal feri; itu adalah buktinya Dedikasi Southern Reef terhadap ketahanan dan semangat maritim konektivitas. Terminal, yang tadinya sunyi dan hening, kini bergema dengan janji tersebut perjalanan baru, hubungan perdagangan, dan hiruk pikuk maritim kegiatan. Komitmen Southern Reef lebih dari sekedar operasional keunggulan ini adalah komitmen terhadap kebangkitan gerbang penting yang siap untuk dibangun kembali menghubungkan kembali wilayah-wilayah dan menghidupkan kembali kegiatan ekonomi pascapandemi lanskap. 


Sementara itu, Direktur Pelaksana Southern Reef, Kolonel Mohd Jamal Salleh menyatakan, kebanggaannya dalam pencapaian perusahaan.


“Perjalanan kami di Tanjung Belungkor Terminal Feri telah menjadi bukti ketangguhan dan dedikasinya. ISPS akreditasi memperkuat komitmen kami untuk memastikan standar tertinggi keamanan dan kami bangga berkontribusi pada lanskap maritim Johor." TBFT kini berdiri sebagai pusat multifaset yang menawarkan layanan bunker penting dan merintis inisiatif pariwisata lokal yang inovatif. Posisi langkah strategis terminal untuk menyediakan operasi feri ke Batam di Indonesia, dan Singapura dalam waktu dekat," ungkap Kolonel Mohd Jamal Salleh, melalui keterangan tertulis, Rabu (7/2/2024).


"Visi kami tidak hanya menghubungkan destinasi tetapi juga menciptakan pengalaman. Kita fokus menjadikan Terminal Feri Tanjung Belungkor sebagai pusat maritim yang dinamis yang melayani beragam kebutuhan—baik bisnis, pariwisata, atau perdagangan," tambahnya. 


Lokasi TBFT ini lanjutnya, strategis hanya 30 menit dari Desaru, TBFT bertujuan untuk meningkatkan pariwisata daerah. Layanan feri dirancang untuk menawarkan pengalaman perjalanan yang nyaman dan menyenangkan, menjadi daya tarik wisatawan asal Batam dan Singapura untuk menjelajahi penawaran Desaru yang semarak.


Selain itu, katanya, TBFT memfasilitasi perpindahan tenaga kerja yang masuk Pengerang dan Desaru untuk pekerjaan. Layanan feri yang efisien tidak hanya menghubungkan wilayah tetapi juga berkontribusi pada kemudahan perjalanan bagi mereka yang bekerja Pengerang dan Desaru. 


 "Terminal kami bukan sekedar pintu gerbang, namun juga sebuah peluang. Kami membayangkan TBFT sebagai pemain kunci tidak hanya dalam meningkatkan pariwisata tetapi juga juga dalam mendukung perjalanan tenaga kerja ke Pengerang dan Desaru pekerjaan," ujarnya.


Keuntungan bagi wisatawan yang memilih TBFT terlihat dari kecepatan perjalanan yang ditawarkannya. Perjalanan feri ke Batam hanya memakan waktu satu jam, memberikan pilihan yang hemat waktu dibandingkan dengan terminal feri lainnya. Hal ini, ditambah lagi dengan letaknya yang strategis dan fasilitas yang ditingkatkan, menempatkan TBFT sebagai pilihan utama untuk perjalanan maritim wilayah. Ke depannya, Southern Reef memandang TBFT sebagai pemain kunci dalam mengoptimalkan perdagangan dan rantai pasokan. 


Pengenalan layanan Roll-on/Roll-off (RoRo), direncanakan akan dilakukan segera diluncurkan, akan menawarkan solusi transportasi yang lancar untuk kendaraan transit antara Indonesia dan terminal. 


"Fokus strategis kami pada layanan RoRo adalah a langkah menuju penguatan hubungan regional dan membina kolaborasi. Kita tidak hanya memfasilitasi perdagangan; kami menciptakan jembatan yang menghubungkan perekonomian." Saat Southern Reef merayakan keberhasilan tahun lalu, mereka sangat bersemangat mengantisipasi masa depan TBFT. Peluncuran ulang akbar ini berfungsi sebagai pendahuluan dari a rangkaian layanan komprehensif yang akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang, termasuk operasi penyeberangan, layup kapal, pelayanan kapal, kargo dan perdagangan dan layanan RoRo," jelasnya. 


Selain kebangkitannya, katanya, TBFT juga bertujuan untuk mendorong pengakuan dari internasional sebagai pusat dinamis yang terhubung dengan lancar Malaysia, Indonesia, dan Singapura. 


Lebih dari sekedar terminal, Kolonel Jamal melihatnya TBFT sebagai magnet bagi wisatawan.


Ia mengajak wisatawan menjelajahi keajaiban pemandangan Desaru, sekaligus memainkan peran penting dalam mengoptimalkan rantai pasokan regional.


Menurutnya, TBFT muncul tidak hanya sebagai titik transit tetapi sebagai kisah pertumbuhan, pencapaian, dan upaya mencapai tujuan maritim internasional. perbedaan.


Kolonel Mohd Jamal Salleh membayangkan TBFT sebagai pintu gerbang transformatif, bukan sekadar gerbang transformasi terminal feri namun merupakan kunci untuk mengangkat Desaru menjadi hari libur internasional status tujuan. Bertindak sebagai katalis, dia melihat Desaru menjadi identik dengan rekreasi dan pariwisata kelas dunia. Terminal bertindak sebagai jembatan penghubung turis dari Indonesia dan Singapura ke pantai dan atraksi yang masih asli dari Desaru. 


Tujuannya, katanya, juga untuk memperkenalkan feri layanan yang menghubungkan Tanjung Belungkor dengan Batam dan Singapura, menciptakan jaringan transportasi penting yang tidak hanya akan menguntungkan tenaga kerja lokal di dalamnya Pengerang tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap industri pariwisata yang berkembang di Johor. 


"Selain itu, Southern Reef sedang dalam diskusi dengan rekan-rekan di Pelabuhan Bintang 99 Batam, dengan tujuan untuk memulai perdagangan barter dan Aktivitas Roll-on/Roll-off (RoRo)," ungkapnya. 


"Terminal kami lebih dari sekadar pintu gerbang, namun juga peluang bagi pelaku industri untuk memanfaatkan RoRo dan layanan pengiriman kami. Ke wisatawan, bergabunglah dengan kami dalam perjalanan menarik ini seiring kami mendefinisikan kembali perjalanan maritim di Johor dan sekitarnya," pungkasnya. (*) 


Redaktur : ZB



Share on Social Media