News
| Minggu 26 Mar 2017 00:13 WIB | 4104
MATAKEPRI.COM, Banda Aceh - Pesawat militer milik US Air Force (Angkatan Udara) Amerika Serikat (AS) akan menginap selama seminggu kedepan di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar.
Komandan Lanud SIM, Kolonel Pnb Suliono S.Sos, Sabtu (25/3/2017) kemarin mengatakan, setelah berkoordinasi dengan pihak Atase Pertahanan AS dan Kedubes AS, diketahui bahwa pesawat itu akan berada di Bandara Sultan Iskandar Muda antara lima hari hingga satu minggu kedepan.
Penyebabnya, karena kru pesawat sedang menunggu dikirimnya mesin yang baru dari Amerika Serikat ke Banda Aceh.
Ia mengatakan, satu dari empat mesin pesawat jenis Boeing 707 itu sudah tidak berfungsi, karena terbakar saat di udara. Sehingga harus dikirim mesin dan sparepart baru, beserta teknisi ke Banda Aceh.
Maka dibutuhkan waktu beberapa hari untuk proses perbaikan pesawat milik US Air Force (Angkatan Udara) itu.
“Sifatnya kalau kita (TNI AU) disini mengawasi saja, kalau pihak bandara menyediakan tempatnya, jadi semua peralatan harus dibawa sendiri,†ujar Suliono kemarin.
Pesawat yang dipiloti Kapten Joshua C Boswort itu oleh berangkat, Jumat (24/3) dari pangkalan militer AS di Pulau Diego Garcia, di tengah Samudera Hindia tujuan Bandara Kadena di Jepang.
Namun saat berada 100 mil dari Banda Aceh, pesawat yang mengangkut 20 awak itu mengalami kerusakan, terkait masalah pengapian pada mesin. Sehingga pukul 13.00 WIB, pesawat mendarat darurat di Bandara SIM.
Bahkan sebelum mendarat, pesawat sempat berputar-putar di atas Banda
Aceh untuk menghabiskan bahan bakar. Serta meminta izin untuk mendarat
darurat di rumput sekitar landasan bandara, walaupun akhirnya pesawat
mendarat normal di landasan. Pantauan wartawan tampak sejumlah prajurit
AS sedang memeriksa beberapa bagian pesawat, selebihnya mereka hanya
tidur-tiduran di lantai apron. Beberapa diantaranya merupakan prajurit
wanita yang sudah mengenakan pakaian bebas. Berdasarkan manifest
penumpang, salah satu kaptennya memang tercatat seorang perempuan,
bernama Natalie M Rambish. (***)