Batam
| Rabu 28 Dec 2016 02:26 WIB | 3384
MATAKEPRI.COM, Batam - Suasana hening di sekitar Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sei Harapan, Sekupang,
berubah menjadi ramai pasca-suara sirine tanda bahaya yang berasal dari Area
Klorin "meraung-raung", Selasa (28/12/2016) siang.
Beberapa saat kemudian, petugas operator ATB Sei Harapan bernama Bayu menjadi
korban dari kebocoran salah satu tabung klorin.
Sembari memegang tenggorokannya, Bayu berusaha mencari pertolongan dengan
merangkak dan menyelamatkan diri keluar dari area klorin.
"Tolong, tolong mata saya..pedihh...tolong saya terpapar klorin," teriak
Bayu dengan suara parau sambil merangkak di tengah lapangan sambil terus
meminta pertolongan.
Melihat hal tersebut, beberapa karyawan yang kebetulan melihat Bayu langsung
memberikan pertolongan pertama dengan membawanya ke lokasi yang aman dan
menjauh dari area kebocoran klorin.
Sementara itu, beberapa karyawan lainnya mengenakan masker oksigen berusaha
meminimalisir tingkat kobocoran klorin.
Akibat peristiwa tersebut, Bayu mengalami gangguan pada kulit serta
tenggorokan. Setelah di berikan perawatan pertama, Bayu pun langsung di bawa ke
rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Hal
tersebut merupakan langkah yang harus segera dilakukan karena berdasarkan studi
laboratorium bahwa paparan berulang klorin dari udara dengan dosis tinggi
dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, darah, jantung, dan sistem
pernapasan
Kejadian ini merupakan bentuk simulasi dari bahaya kebocoran klorin di area IPA
Sei Harapan.
Roni Hartawan, Manager QHSE ATB yang saat itu didampingi beberapa manager ATB sebagai
penilai yakni Estiyudo Listyadi Manager Produksi, Wahyu Widiyanto Manager
Produksi, Sulistyo AW Manager Planning mengatakan, kegiatan simulasi kecelakaan
kerja ini wajib dilakukan guna memberikan bekal bagi karyawan di lapangan,
terutama di area IPA Sei Harapan.   Â
"Pelatihan ini di fokuskan pada kebocoran di area klorin untuk IPA Sei
Harapan. Agar karyawan bisa lebih tanggap dengan adanya pelatihan ini. Sambil
dievaluasi pada kondisi di lapangan," jelas Roni Hartawan.
Selama 2016, QHSE sangat fokus terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
yang ada di lingkungan kerja di PT Adhya Tirta Batam (ATB). Oleh karena itulah
Drill ini dilakukan, baik di area perkantoran hingga lapangan.
"Selama 2016 kita sudah evaluasi kegiatan yang berkaitan dengan tim
tanggap darurat. Dari hasil evaluasi, khususnya di area IPA harus memiliki tim
tanggap darurat karena berhubungan langsung dengan chemical area, pertolongan
pertama hingga kebakaran," jelas Roni lagi. Â
Meski simulasi dilakukan dengan lancar, tambahnya namun beberapa kekurangan
harus lebih di perbaiki pada berbagai sisi. Kekurangan inilah yang nantinya
akan menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan simulasi di tahap selanjutnya.
Dengan dukungan dan komitmen dari pimpinan diharapkan bisa menjadi nilai tambah
bagi ATB.
"Kegiatan K3 dan lingkungan jadi komitmen dari pimpinan, ini jadi komitmen
bersama untuk menghadapi penilaian akhir saat adanya audit oleh BP Batam dan
Pemerintah," ujar Roni Â
Dijadwalkan, pada bulan Januari atau Februari diberikan pelatihan penanganan
kecelakaan kerja di area IPA, pelatihan berupa tumpahan bahan kimia (chemical
spill), pertolongan pertama (First Aid), kebakaran termasuk pelatihan khusus
untuk ketua-ketua unit tanggap darurat.
"Nantinya anggota unit tanggap darurat diberikan jadwal tentang pelatihan
yang dibutuhkan, setelah mendapat pelatihan bisa memberikan informasi kepada
teman-teman di lapangan secara bergantian. Tujuannya agar semua karyawan yang
ada di area WTP dan dilapangan bisa lebih paham, karena semua resiko yang ada
di area kerja di lapangan tanggung jawab individu, termasuk pihak security juga
dilibatkan," jelasnya.
Sejalan dengan keselamatan kerja, awal 2017 dilakukan sosialisasi berkenaan
dengan pengawasan narkotika dan HIV/AIDS.
Manajemen ATB pun mengharapkan seluruh karyawan ATB bebas dari Narkoba, AIDS
dan HIV. (*)