News
Selain Trauma , Balita Korban Penyanderaan di angkot alami luka dipunggung
|
Senin 10 Apr 2017 16:55 WIB
|
3233
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Dafa Ibnu
Hafidz, balita malang korban penyanderaan dalam angkot di daerah Buaran,
Jakarta Timur, hingga kini masih terbaring lemah di rumah sakit. Dafa
masih trauma serta harus menahan sakit di bagian punggungnya.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo mengatakan di punggung Dafa ada luka goresan akibat besi di dalam angkot.
"Korban
balita masih dirawat di rumah sakit. Karena di punggungnya itu ada luka
goresan," ungkap Andry saat dihubungi merdeka.com, Senin (10/4).
"Punggungnya kena besi yang ada di dalam angkot. Diduga besi tempat duduk dalam angkot," tambahnya.
Selain
itu, lanjut Andry, Dafa juga masih dalam terapi lantaran trauma imbas
persitiwa penyanderaan yang ia alami. "Masih diterapi juga. Karena
penanganan kalau orang dewasa dan balita sakit itu kan berbeda. Jadi
untuk korban balita kita lakukan terapi juga," ungkapnya.
Perawatan
Dafa pun yang semula di Rumah Sakit Pondok Kopi kini dirujuk ke RS
Persahabatan. "Makanya dirujuk sekarang ke RS Persahabatan untuk
mendapat perawatan lebih lanjut," ucap Andry.
Sedangkan,
untuk kondisi Risma, ibunda Dafa hingga kini sudah berangsur pulih.
"Ibunya sudah mulai pulih. Sekarang lagi menamani anaknya di rumah
sakit," pungkasnya.
Sebelumnya,
Risma Oktaviani dan putranya yang masih balita, Dafa Ibnu Hafiz Minggu
(9/4) kemarin jadi korban penyanderaan. Mereka menumpang angkot T25
jurusan Rawamangun-Pondok Kopi.
Keduanya
naik angkot sekitar pukul 19.00 Wib dan ada dua penumpang lainnya.
Kemudian tak berapa lama, naiklah pelaku, Hernawan. Tiba-tiba saja,
Hermawan mengeluarkan senjata tajam dan mengalungkannya ke Risma yang
sedang menggendong anaknya.
Seisi angkot
mendadak panik, lalu lintas di sekitar lokasi kejadian pun ramai, bahkan
macet. Tanpa pikir panjang pelaku minta perhiasan Risma dan meminta
angkot segera dijalankan. Sayang, posisi pelaku keburu tersudut. Semua
orang melihat, mengepung, tak ada jalan keluar lagi.
Hermawan
pun panik, semakin menjadi, sedikit menyayat senjata tajam yang dia
pakai untuk menyandera Risma dan anaknya. Akibatnya, darah pun keluar
dari leher Risma. Polisi yang melintas, Aiptu Sunaryanto pun mencoba
bernegosiasi.
"Dia minta kalau angkotnya jalan dan minta dibebasin," ujar saksi mata E.
Permintaan
tak dituruti, meski pelaku sudah teriak-teriak di tengah kepungan warga
dan polisi yang ada di lokasi. Risma tampak pasrah, lemas, tak
berkutik, dikalungkan senjata pelaku, anaknya yang tak tahu apa-apa pun
demikian.
Aiptu
Sunaryanto terus berusaha melobi Hermawan. Namun pelaku tetap ngotot.
Tak mau jatuh korban jiwa, petugas berinisiatif menembakkan senjata
kepada pelaku. Alhasil, sandera pun berhasil diselamatkan. (***)
Share on Social Media