News, Hukum & Kriminal
| Sabtu 09 Sep 2017 10:27 WIB | 2818
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Chairullah (37), driver Grab melakukan pencabulan
terhadap DS (17) yang masih dibawah umur. DS sendiri adalah salah satu
pelanggannya yang bisa diperdaya dengan janji palsu akan dinikahi.
Pertemuan
keduanya bermula saat Chairulloh menerima orderan ojek online dari DS
pada 23 Agustus 2017. Setelah mengantarkan DS sampai tempat tujuan,
komunikasi mereka berlanjut.
Meski berstatus sebagai suami, dan
ayah, Chairulloh masih ingin menggoda DM yang masih di bawah umur.
Mengaku bujangan, hampir setiap hari dia berkomunikasi dengan DS via
ponsel.
"Ya, (perkenalan awal) dari aplikasi. Habis itu personal kan
hubunganya. Telepon-teleponan. Saya kenal dengan Anda melalui satu
mekanisme ketika kemudian kita udah saling kenal kemudian saling
ber-SMS, berkomunikasi, akhirnya personal jadi tidak melalui ojek
online. Jadi sudah pribadi," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry
Wibowo di kantornya, Jalan Matraman Raya, Jaktim, Jumat (8/9/2017).
Dari intens berkomunikasi via ponsel, akhirnya Chairulloh sering
mengantar DS pergi ke tempat magangnya. DS tak perlu lagi bantuan
aplikasi untuk memesan jemputan.
Seperti yang terjadi sesaat
Chairulloh melakukan pencabulan pada 6 September 2017. Meski aplikasi
pemesanan pada HP DS rusak, Chairulloh sudah menunggu di depan kontrakan
korban.
Namun, alih-alih diantar ke kantor, korban malah dibawa
ke sebuah kontrakan teman pelaku. Korban dituntun masuk ke dalam kamar
untuk diajak berhubungan intim.
"Tetapi korban malah dibawa pergi
ke rumah teman pelaku yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi, Matraman,
Jakarta Timur. Sampai di depan rumah tersebut, korban langsung dituntun
masuk ke dalam rumah tersebut," Ujar Andry.
Korban tidak melakukan perlawanan saat terjadi pencabulan. DS pasrah karena yakin Chairulloh menepati janji untuk meminangnya.
"Diimingi
dengan janji, janji tanggung jawab 'dinikahi'. (Korban) tidak tahu
(pelaku sudah menikah), itulah namanya janji palsu," ungkap Andry.
Padahal
tetangga Chairulloh, Suparno mengatakan pria berusia 37 tahun itu telah
memiliki dua anak dan istri yang sedang hamil. Suparno tak menyangka
rumahnya digunakan Chairulloh untuk mencabuli DS itu.
"Padahal
setahu saya dia punya istri yang sedang hamil dan gede. Lalu dia juga
punya 2 anak, istrinya juga sering dibawa ke sini, sering dikenalin ke
kita. Kalau nggak salah istrinya tinggal di Kemayoran dan seorang guru
ngaji," kata Parno di rumahnya, Jalan Slamet Riyadi IV, Jakarta Timur,
Kamis (7/9).
Setelah kejadian tersebut, korban kaget saat ada tetesan darah ketika
sedang kencing. DS akhirnya melapor kepada ibunya dan melakukan
pemeriksaan di Puskesmas.
"Nah, ketika ke toilet buang air kecil
ada tetesan darah itulah panik. Yang bersangkutan lapor ke ibunya,
ibunya lapor ke Polsek Tebet dan lapor ke sini," ujar Andry.
Tak
butuh waktu lama, polisi langsung menangkap Chairulloh dan menjeratnya
dengan UU no 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. Sedangkan DS akan
diberikan pendampingan psikologis.
"Kita akan treatment dengan
satu bimbingan, apakah beliau traumatik. Nanti kita akan ukur, kita akan
lakukan uji psikiater. Itu paling penting. Kemudian kita lakukan
treatment (terhadap) yang bersangkutan," ujarnya.
Sementara itu pihak Grab telah memutus kemitraan dengan Chairulloh dan
memberi bantuan kepada korban. Grab juga minta maaf kepada publik.
"Kami
meminta maaf sebesar-besarnya telah mengecewakan para pengguna dan
masyarakat secara umum," ujar Marketing Director Grab Indonesia Mediko
Azwar dalam pesan kepada detikcom, Kamis (7/9).
Grab sendiri
mendapat informasi bahwa penumpang sebelumnya memesan ojek online
tersebut tidak melalui aplikasi. Antara penumpang dengan Chairulloh
diketahui telah mengenal satu sama lain. Ketika insiden pelecehan
seksual terjadi, Grab tidak memiliki rekam data perjalanan di sistem.***