News, Kesehatan
| Sabtu 27 Jan 2018 12:20 WIB | 1699
MATAKEPRI.COM -
Suasana tampak sepi di sepanjang koridor lantai empat Gedung Poliklinik
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Kamis, 25 Januari 2018. Bisa dihitung
dengan jari, orang yang hilir mudik di koridor dengan dinding bercat putih itu.
Mereka kebanyakan tenaga medis, beberapa perawat dan
dokter berjas putih. Kondisi sangat kontras dengan hiruk pikuk pasien dan
tenaga kesehatan di lantai dasar gedung yang berlokasi di Jalan Diponegoro
Nomor 71, Jakarta Pusat.
Di koridor sepi ini, poliklinik psikiatri atau
kesehatan jiwa berada. Terdapat dua poliklinik yang dibagi untuk dewasa serta
anak-anak dan remaja. Di dalamnya, tampak beberapa ruangan untuk pasien
berkonsultasi dengan ahlinya.
Ada juga bangku-bangku panjang tempat pasien menunggu
giliran, yang siang itu tampak kosong. Sementara di ujung poliklinik, terdapat
meja resepsionis, tempat perawat memanggil pasien.
Di banyak rumah sakit, mungkin poliklinik psikiatri menjadi
salah satu yang paling sepi pasien. Bisa jadi karena banyak penderita atau
keluarga yang tak menyadari mengalami depresi atau malu untuk mendatangi
psikiater karena stigma salah, 'psikiater hanya untuk pasien gila'. Padahal di
sini, gangguan emosional dari ringan hingga berat bisa ditangani.
Gangguan emosional memang kelihatannya sepele, tapi
sebenarnya merupakan masalah serius, yang bila didiamkan bisa berujung nyawa.
Tengok saja kejadian pilu dari dunia hiburan Korea Selatan yang masih lekat
dalam ingatan pada Minggu lalu, 21 Januari 2018. Jun Tae Soo, adik aktris Ha Ji
Won yang berprofesi sebagai aktor, meninggal dunia. Sebulan sebelumnya,
penyanyi terkenal dari negara yang sama, Jonghyun SHINee juga meregang nyawa.
Paling mengejutkan dunia adalah kepergian pentolan band
Linkin Park, Chester Benington pada 20 Juli 2017. Mereka rata-rata meninggal
karena keinginan sendiri alias bunuh diri. Dan penyebabnya pun serupa, karena
depresi yang tak kunjung sirna.
Tak cuma mereka, banyak nama selebriti atau rakyat
biasa yang bunuh diri karena depresi. Di Indonesia, kasus percobaan bunuh diri
terhangat datang dari Jombang, Jawa Timur. Ibu muda, Evy Suliastin Agustin pada
16 Januari 2017 lalu, mencoba bunuh diri dengan mengajak tiga buah hatinya.
Diduga alasan wanita berusia 26 tahun itu ingin
mengakhiri hidup adalah depresi karena suaminya menikah lagi. Akibat
perbuatannya, ketiga anaknya hilang nyawa. Sedangkan kondisi Evy sudah membaik
pasca menenggak racun dan kini dijebloskan ke penjara.
Ada lagi yang paling menggemparkan dan sulit dilupakan
adalah kasus bunuh diri yang disiarkan secara live di Facebook pada Maret 2017.
Bunuh diri pria itu dipicu cemburu dan depresi karena rumah tangganya kandas.
Jika didata, kasus bunuh diri di dalam negeri pasti punya daftar panjang. (***)