Batam, News
Juliadi | Sabtu 20 Jul 2019 10:34 WIB | 3690
Bupati Rokan Hilir H. Suyatno., AMP, saat di temui awak media (Foto : Adi)
Dalam acara ini juga di hadiri Kadinas Pariwisata Kepri, Kadis Pariwisata Batam, Anggota DPRD Kota Batam serta para warga Tionghoa.
Suyatno, mengatakan dalam sejarah pembakaran Tongkang bermula ketika warga Tionghoa berlayar menggunakan Tongkang serta di dalam perjalanan mereka kehabisan bekal.
Lanjut Suyatno, saat kehabisan bekal mereka bernazar, bila terdampar di suatu tempat. Disitu lah mereka akan tinggal, kemudian mereka mereka kunang - kunang.
"Kunang - kunang itu kan, tinggal di pohon api - api, itulah sampai sekarang tempat di sebut dengan bagan siapi - api, "ujar Suyatno, kepada awak media.
Suyatno, menambahkan bahwa setelah mereka sampai di tempat itu, Tongkang yang mereka pakai untuk berlayar di bakar, supaya mereka tidak akan kembali lagi ke Daerah asal dan sampai sekarang menetap di tempat mereka terdampar.
Dikatakan Suyatno, sehingga setiap tanggal 19 Juli, masyarakat Tionghoa membakar Tongkang untuk memperingati perjuangan mereka. (Adi)