Batam
Juliadi | Kamis 26 Mar 2020 10:35 WIB | 3557
Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam Binsar Tambunan, Kamis (26/3/2020). Foto : Adi/MK
Binsar menyampaikan, bahwa BP Batam tidak setuju atas rencana ATB melakukan peggiliran air kepada pelanggan, karena air baku masih tersedia dalam jumlah yang cukup.
Menurutnya BP Batam meminta ATB segera melakukan berbagai langkah praktis untuk perbaikan sistem pengambilan air baku mereka di Waduk Durangkang.
Binsar mengatakan, bahwa dengan predikat sebagai operator air minum terbaik yang disandang ATB saat ini dan mereka mengklaim sudah punya teknologi mutakhir SCADA untuk distribusi air, seharusnya mereka sudah melakukan upaya perbaikan sistem pengambilan air baku tersebut jauh hari sebelumnya dan mengatur pendistribusian air sedemikian rupa untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat Batam.
“Sesuai arahan pimpinan dalam menghadapi situasi kemarau panjang saat ini, kami akan evaluasi setiap saat kondisi ketersediaan air baku di Waduk Duriangkang, dan akan menyampaikan informasi kapan ATB dapat melakukan pengambilan air baku sesuai skema tertentu yang berbeda dengan kondisi saat iniâ€, kata Binsar.
"ATB saat ini WTP Tanjungpiayu dalam kondisi defisit 225 liter/detik, namun berdasar pengecekan lapangan dan kajian yang kami lakukan kondisinya tidak separah demikian,†sambungnya.
BP Batam meminta ATB melakukan perbaikan cara pengambilan air baku dari berbagai opsi praktis yang dapat mereka lakukan, menyesuaikan kondisi air baku di Waduk Duriangkang saat ini.
"Cara ini dapat dilakukan dengan memperpanjang pipa intake atau dengan langkah praktis lain menyesuaikan kedalaman air," ungkap Binsar.
Binsar menambahkan, di satu sisi pihaknya terus berupaya memaksimalkan agar semua waduk di Batam tetap dapat menyuplai ketersediaan air baku, salah satunya melalui lelang pengadaan pipa untuk pemompaan air baku dari waduk Tembesi ke waduk Mukakuning sepanjang 4 km.
"Waduk Tembesi adalah waduk terdekat dengan Waduk Muka Kuning, sehingga nantinya air baku Tembesi dapat disuplai ke Muka kuning," kata Bunsar.
Selanjutnya, BP Batam bekerja sama dengan TMC/ Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT sedang membuat rekayasa hujan di mana usaha ini akan menambah durasi curah hujan di Daerah Tangkapan Air DTA Waduk yang akan terjadi pada bulan April 2020 dan Mei 2020.
"Usaha lain kita melakukan pembersihan eceng gondok yang berada di genangan waduk menggunakan alat harvester yang saat ini sudah membersihkan puluhan hektar," jelas Binsar.
Binsar berharap, supaya masyarakat dapat menggunakan air dengan cukup, namun tentunya dengan hemat dan bijak.
"Sambil kita berdoa Batam segera diguyur hujan kembali agar tidak ada pilihan rationing," tutup Binsar. (Adi)