Batam, News, Hukum & Kriminal
| Rabu 28 Dec 2022 09:23 WIB | 939
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang berlangsung di DPRD Batam, Senin (26/12/2022) F: Ichwan NF
MATAKEPRI.COM BATAM - Warga Sei Nayon, Bengkong kembali mendatangi gedung
DPRD Kota Batam terkait permasalahan
lahan. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang dilaksanakan, sejumlah warga menyampaikan keluhan dan
kekesalannya terkait tumpang tindih lahan di lokasi tersebut.
Intinya warga meminta agar DPRD Batam dapat ikut turun
tangan dalam mengawal polemik yang terjadi. Mengingat, perkara tumpang tindih
lahan di Batam sendiri tak hanya sekali ini saja terjadi.
"Seharusnya, pemerintah dalam hal ini BP Batam, sebelum
memberikan alokasi lahan kepada pengusaha dan investor harus betul-betul
mengecek terlebih dahulu apakah sudah ‘clear dan clean’ apa belum," tegas
Ketua DPRD Batam, Nuryanto, Senin (26/12/2022) kemarin.
Cak Nur, panggilan akrabnya menuturkan, pihaknya hanya dapat
memfasilitasi warga dalam polemik yang terjadi.
Karena permasalahan ini sepenuhnya menjadi kewenangan Badan
Pengusahaan (BP) Batam dan penerima alokasi lahan.
"Pemerintah harus bijak dan arif dalam menyikapi
masalah ini. Jangan sampai ada kewajiban yang belum diselesaikan,"
tambahnya.
Oleh sebab itu, Cak Nur menilai, sebaiknya pemerintah dapat
menyelesaikan terlebih dulu masalah di atas lahan tersebut sebelum mengambil
sikap. "Ya, saran kita ini diselesaikan secara keseluruhan,"
pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Batam, Lik Khai, meminta
agar pemerintah tak berpihak kepada institusi (perusahaan) tertentu.
"Saya meminta unsur-unsur pemerintah yang dilibatkan
untuk tidak menunjukkan keberpihakannya dalam permasalahan ini dan harus memikirkan
nasib masyarakat juga. Mengingat warga yang menjadi korban," tegasnya.
Di sisi lain, warga berharap agar semua tuntutan yang
disebutkan bisa terealisasi.
"Harapannya, kita melaksanakan semua perjanjian yang
telah disepakati bersama dengan seadil-adilnya. Kami tidak anti dengan
penggusuran. Akan tetapi, jalankan dulu kesepakatan yang ada dan laksanakan
kewajibannya maka kami siap untuk digusur," ujar salah satu tokoh
masyarakat dalam rapat. (NT)