Pelaku Pembunuh Guru Ngaji Diamankan Polres Sukabumi
|
Kamis 12 Jan 2017 16:55 WIB
|
2456
MATAKEPRI.COM, Sukabumi- Anggota Polres Sukabumi dan Polsek
Cisaat menangkap lima pelaku pembunuh guru mengaji, Mumuh (60 tahun)
warga Kampung Cilangkop, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dari hasil
pengembangan, ternyata dua pelaku pembunuhan guru mengaji ini masih satu
daerah yakni Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas.
Sebelumnya,
korban pertama kali ditemukan keluarganya sudah meninggal dengan tubuh
penuh luka di di kebun milik Gunawan di Kampung Leuweung Talaga, Desa
Cibenda, Kecamatan Ciemas. Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Yusri
Yunus mengatakan, kelima tersangka tersebut ditangkap diwaktu berbeda
pada Rabu, (11/1) dan Kamis (12/1).
Kelima pelaku berinisial Rus (32) dan Sar (46) warga Kampung
Cilangkop RT 02/04, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas. Kemudian Jab (25)
warga Kampung Bojongsawah RT 04/07, Desa Mekarsari, Kecamatan Ciracap
dan Yad (36) warga Kampung Pasirbaru RT 05/09, Desa Mekarsari, Kecamatan
Ciracap.
Pembunuhan yang dilakukan oleh lima pemuda ini, bermula
dari isu dukun santet, karena dari hasil pengembangan ditemukan surat
pernyataan persetujuan warga untuk membasmi orang berilmu hitam. Selain
itu, dari tempat kejadian perkara (TKP) polisi juga menyita pakaian
korban, dua batang kayu, dua pasang sandal jepit, peci haji, dan pakaian
para pelaku.
Hingga saat ini, polisi masih memburu pelaku
lainnya yang diduga masih berkeliaran. Untuk sementara tersangka ditahan
di Mapolres Sukabumi dan dimintai keterangan.
Kanit Reskrim
Polsek Ciemas, Aiptu Suyatno, mengatakan, dari hasil visum, korban
meninggal dunia akibat hantaman benda tumpul dan sabetan senjata tajam
hampir di sekujur tubuhnya. "Kami masih mengembangkan sekaligus memburu
siapa dalang di balik aksi pembantaian terhadap seorang lansia yang
berprofesi sebagai guru
ngaji dan petani ini," ujarnya.
Sementara,
anak korban, Darus, mengatakan, sebelum kejadian, bapaknya kerap
mendapatkan ancaman mau dibunuh, karena dituduh sebagai dukun santet.
Bahkan fitnah tersebut terus diembuskan dan akhirnya orang tuanya
tersebut ditemukan sudah meninggal di salah satu gubuk pada Selasa
(10/1).
"Bapak saya petani dan guru
ngaji. Bahkan sering mengajar
ngaji ke madrasah. Saya tidak tahu siapa yang membuat fitnah tersebut dan berharap pelaku segera ditangkap," katanya.
Share on Social Media