News

Kepala Ekonom Danareksa:Tarif di Telkomsel Lebih Fair, Lihat dari Kualitasnya jangan Harganya

| Jumat 28 Apr 2017 19:37 WIB | 2230




MATAKEPRI.COM - Kepala Ekonom PT Danareksa Sekuritas Kahlil Rowter menilai, tarif internet yang ditetapkan oleh Telkomsel saat ini, tidak ada yang perlu dipermasalahkan. 

Sebab saat ini tarif yang berlaku di Telkomsel adalah tarif yang fair dan tidak ada indikasi usaha untuk monopoli atau anti kompetisi.

Selain itu menurut Kahlil, kualitas yang diberikan oleh Telkomsel jauh lebih baik dan transparan ketimbang operator serupa yang menjalankan bisnis yang sama. 

Seharusnya masyarakat sudah bisa melihat industri telekomunikasi itu tidak sekadar harga saja, tetapi juga harus dilihat dari kualitas layanan yang diberikan oleh operator telekomunikasi (quality of service) dan keterjangkauan jaringan. 

"Karena kualitas layanan ini adalah abstrak, maka pemerintah harus mengatur," ucapnya menanggapi peretasan situs Telkomsel, di Jakarta, Jumat 28 April 2017 sebagaimana dilansir Tempo.

Hari ini, situs  situs Telkomsel yang diretas oleh hacker. Peretas yang berhasil masuk ke situs anak perusahaan PT Telkom (Persero) Tbk itu menulis keluhan terhadap harga layanan internet yang diberikan oleh Telkomsel.

Kahlil menambahkan ada operator yang menyediakan tarif murah, namun kualitas layanan yang diberikan masih terbilang rendah. 

Seperti masih adanya blank spot, gagal sambung dan penurunan kualitas layanan lainnya. Padahal itu masih di wilayah Jakarta. Apa lagi di luar Jakarta dan luar pulau Jawa.

“Ini kita ibaratkan Telkomsel itu seperti mobil premium sementara operator lain seperti mobil niaga. Mobil premium memiliki standar kualitas yang jauh lebih dibandingkan mobil niaga. Namun mobil niaga juga memiliki standar minimum keamanan tersendiri. Dengan penetapan standar kualitas maka konsumen akan dapat menilai sendiri operator mana yang terbaik untuk mereka,” ucap Kahlil.

Hingga saat ini tarif internet di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia masih jauh lebih murah. 

Namun demikian kualitas internet di Indonesia juga dinilai ekonom dari Danareksa ini masih di bawah negara-negara Asia. 

Kualitas internet yang bagus hanya terjadi di Jakarta dan beberapa kota besar saja.

Kahlil juga mengkritisi tarif internet di Indonesia yang terlalu murah.  Jika masih menerapkan perang tarif di internet, maka bisa dipastikan operator telekomunikasi tersebut tidak mampu mempertahankan kualitas layanannya kepada konsumennya.

“Ujung-ujungnya nanti operator tersebut akan bangkrut. Contohnya saja Esia dan Fren yang dahulu jor-joran dalam menerapkan tarif telekomunikasinya. Namun itu semua keputusan bisnis masing-masing operator” kata  Kahlil.

Adita Irawati, Vice President Corporate Communications Telkomsel mengatakan perusahaan  berterima kasih dan menghargai keluhan masyarakat pengguna soal tarif kuota Internet. Menurutnya itu merupakan bukti jika produk Telkomsel digunakan oleh masyarakat luas.

Terkait tarif, Adita mengatakan dalam menetapkannya, Telkomsel selalu merujuk pada komponen biaya jaringan termasuk untuk kebutuhan akses bandwidth internasional. 

Telkomsel juga menyediakan beberapa pilihan paket internet kepada pelanggan, dengan berbagai pilihan harga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Hingga saat ini layanan Telkomsel sudah hadir di 95 persen wilayah populasi Indonesia melayani seluruh pelanggan hingga ke pelosok negeri. 

Layanan 4G Telkomsel juga telah hadir di sekitar 500 ibu kota/kabupaten untuk memberikan pelanggan pengalaman internet cepat. Bahkan masyarakat di wilayah perbatasan sudah dapat menikmati layanan 4G LTE.

Saat ini pelanggan Telkomsel mencapai 169 juta pelanggan dimana sekitar 50 persen  diantaranya tercatat sebagai pelanggan 3G/4G.

Telkomsel juga telah melaksanakan pembangunan sekitar 25,000 BTS baru sepanjang 2016 dan  92 persen diantaranya merupakan BTS 3G/4G. Telkomsel memiliki total BTS sekitar 137,000 unit, dengan komposisi BTS 3G/4G sebesar 61 persen. (*)



Share on Social Media